inspirasi dan motivasi islam

Kamis, 14 Maret 2013

Kembangkan Potensi Diri


Bicaralah Dengan Bahasa Hati (CINTA)
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati kita.
Kesuksesan
bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak kita, namun
juga betapa lembut hati kita dalam menjalani segala sesuatunya.
Kita tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan kita yang kuat.
Atau,
membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis. Kita harus
mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam
dada kita.
*********************************************************************
Berlayarlah Menuju Pantai Harapan
Kita adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin.
Kesejatian
kita adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan
pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada gunanya bila
hanya tertambat di dermaga.
Dermaga adalah masa lalu kitaa. Tali
penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan kita. Jangan buang percuma
seluruh daya kekuatan yang dianugerahkan pada kita.
Jangan biarkan masa lalu menambat kita di situ. Lepaskan diri kita dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.
Yang
memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang
dan batu karang. Yang memisahkan kita dengan keberhasilan adalah masalah
yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji.
*********************************************************************
Marilah Bersyukur Pada Apa Saja
Kita wajib mensyukuri apa pun yang menimpa kita. Ini bukan masalah
keberuntungan. Bersyukur menuntun kita untuk senantiasa menyingkirkan
sisi negatif dari hidup. Orang lain mungkin mengatakan bahwa kita tidak
realistis.
Namun, sebenarnya sikap kita jauh lebih realistis,
yaitu membebaskan diri kita dari kecemasan atas kesalahan. Bersyukur
mendorong kita untuk bergerak maju dengan penuh antusias. Tak ada yang
meringankan hidup kita selain sikap bersyukur.
Semakin banyak
kita bersyukur semakin banyak kita menerima. Semakin banyak kita
mengingkari, semakin berat beban yang kita jejalkan pada diri kita.
Kebanyakan orang lebih terpaku pada kegagalan lalu mengingkarinya.
Sedikit
sekali yang melihat pada keberhasilan lalu mensyukurinya. Karena, kita
takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh kesah.
*********************************************************************
Berkacalah Pada Diri Sendiri
Ketika dua cermin saling berhadapan, akan muncul pantulan yang tak
terhingga. Begitulah bila kita mau bercermin pada diri kita sendiri.
Kita akan menemukan bayangan yang terhingga.
Bayangan itu adalah
kemampuan kita yang luar biasa; ketakterbatasan yang memberi kekuatan
untuk menembus batas rintangan diri. Berkacalah pada diri sendiri, maka
kita akan menemukan kekuatan.
Singkirkan cermin diri orang lain.
Karena di sana kita hanya akan melihat kekurangan dan kelemahan kita
dibanding orang lain. Lebih buruk lagi, kita hanya akan menemukan
ketidakpuasan diri.
Dan ini akan menjerumuskan kita kedalam
jurang kekecewaan. Kita bukan orang lain. Kita adalah kita yangmemiliki
jalan keberhasilan sendiri.
*********************************************************************
Berhentilah Mengkritik Mulailah Menolong
Kita akan memiliki lebih banyak “waktu” dengan tidak mengkritik. Setiap
orang memahami sesuai dengan prasangkanya. Dan mereka berhak
mempertahankan pendiriannya.
Jadi untuk apa membebani diri kita
dengan mengkritik apa yang terjadi pada diri orang lain. Kita tak selalu
memahami segala sesuatu yang orang lain perbuat.
Mungkin saja
kita tidak melihat sesuatu yang dilihat orang lain. Namun, keterbatasan
pikiran kita mengaburkannya sehingga seolah kita yang melihat sesuatu
yang tak dilihat orang lain.
Bila perahu kita bocor di tengah
lautan. Kritik kita pada si pembuat perahu tidak akan menolong kita dari
ketenggelaman. Kita harus menambal lubang itu atau terjun ke air untuk
berenang. Ini akan menolong kita sendiri.
Semua tindakan kita
merupakan tabungan bagi diri kita sendiri, yang akan kita tarik kelak.
Dan seburuk-buruknya simpanan adalah kecaman. Sedangkan pertolongan
selalu memberikan bunga yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar